SAMBUTAN PEMBINA UPACARA 10 NOPEMBER
(Hari Pahlawan)
Hari Kamis, Tanggal 10 Nopember 2022
Oleh : Moh. Hairuddin, S.Sos. M.MPd (Waka Humas SMA Negeri 2 Pamekasan)
Assalamualaikum Wr. Wb.
Anak-anakku siswa Smada, Calon Pemimpin besar masa
depan bangsa yang bapak banggakan.
Hari ini kita melaksanakan
upacara yang sangat spesial, untuk mengenang sekaligus sebagai bentuk rasa
terimakasih kita kepada para Pahlawan bangsa. Tanggal 10 Nopember sebagai hari Pahlawan bagi bangsa Indonesia.
Bertitik tolak dari peristiwa 10
Nopember, dalam perspektif sosiologi, ijinkan saya melalui mimbar upacara
memberi judul “Dahsatnya Cinta”
Cinta sejati mendengar apa yang
tidak dikatakan, mengerti apa yang tidak dijelaskan, sebab cinta tidak datang
dari bibir, lidah ataupun pikiran melainkan datangnya dari hati. Ketika perasaan cinta terhadap bangsa
dan negara merasa terusik dengan agresi tentara penjajah, di Surabaya., Para pejuang bangsa Tanpa pikir
panjang anak isteri tercinta ditinggalkan, harta benda dikorbankan hanya satu
tekad mempertahankan kemerdekaan. Cinta selalu menspesialisasikan sesuatu yang dicintai, kecintaan terhadap
kemerdekaan membuat kecil kecintaan terhadap yang lain. Ada harapan besar
dibalik Pekik Takbir ALLAHU AKBAR yaitu hari esok harus tetap ada senyum yang
indah, senyum kemerdekaan bagi generasi muda.
Kilas balik dari peristiwa
tersebut muncullah pertanyaan dalam hati kita sebagai warga sekolah, seberapa
besar cintanya kita terhadap SMAN 2 Pamekasan, Seberapa besar pengorbanan yang akan kita
berikan untuk kemajuan SMAN 2 Pamekasan? pertanyaan ini
tidak butuh jawaban dari bibir
kita, tapi jadikanlah renungan dan
introspeksi bagi kita semua warga sekolah.
Anak-anakku siswa-siswi smada
yang saya cintai sayangi,
Sungguh miris dan amat
prihatin ketika bicara cinta terhadap
smada, selama ini kita hanya ditataran retorika cinta, belum menjadi bagian
nafas kita dalam bermasyarakat di SMAN 2 Pamekasan ini. Kenapa demikian, perilaku kita jauh dari rasa cinta, satu contoh
nyata hampir disetiap kelas yang namanya
sampah luar biasa banyaknya belum lagi
yang dikolong bangku, guru masuk kelas disambut oleh onggokan sampah, muncullah
pertanyaan baru apakah perilaku seperti ini juga dilakukan di rumah ?
Kalau tidak, kenapa harus terjadi
disekolah ? belum yang corat coret
tembok, bangku dan perbuatan – perbuatan lain yang kurang terpuji. Melalui
upacara hari ini mari kita berubah, demi smada tercinta.
Kita tidak diwajibkan untuk
mencapai sukses. Tetapi sebagai kewajiban kita adalah memproses agar kesuksesan
itu tercapai,
Anakku siswa siswa smada yang
saya banggakan
Waktu bukanlah ukuran untuk
berprestasi, mari kita terus berinovasi untuk bekal diri dan untuk kamajuan
smada tercinta, tetap semangat.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
0 komentar:
Posting Komentar